Senin, 15 Mei 2017

Catatan Student Exchange Ahwal Al Syakhshiyyah "Menjalin Persaudaraan di Negeri Jiran - prolog"

BERTAMU PADA SAUDARA

lagi...
keberaniaanku ada untuk mencoba
mencoba menyapa saudara

niatku sebatas untuk menimba
karna yakinku, ia pasti bersahaja

saat ku tulis ini
harum dunia seakan singgah
ritme alam yang setia bersamanya
menanti dan mengisi doa, juga asa

gemuruh si roda empat dan dua
seorang becak dan pejalan setia
saling tinju satu sama lainnya
ah..jogja memang selalu istimewa
terkhusus malam ini...
saat kisahku dan kita mulai meraih asanya

kita adalah jendela dunia
saudara bagi buku
tongkat bagi si buta
peta bagi sang pengembara

mereka tak pernah sama sekali tak berdaya
kita tak selamanya ada
mata kita, sudah jamaknya menjelma berita
surat kabar terindah bagi manusia

aku jadi teringat dengan ayat-Nya
bahwa agama ini adalah rahmat bagi semesta
lampion terindah dunia
yang harus ku jaga dan kupelihara


atas nama budaya dan bangsa
kucoba tuk beranikan membuka jendela
melihat lebih jauh jati diri saudara
mereka yang berdiri kokoh di disebelah kita

Malaysia...mereka yang ku anggap saudara

dari Yogya untuk Malaysia



oleh : Muhammad Chandra

Yogyakarta, 15 Mei 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MASIHKAH KITA?
Sesore ini, Sedang hujan kian membasahi Di sela-sela bale bambu depan rumahku Kuselipkan sepilihan rindu Sambil terus bermunajat Pada semesta sore yang menjadi waktu paling romantis?
MENGUNGKAP YANG TERSEMBUNYI
Cinta, menurut Jalaluddin ar-Rumi, merupakan cahaya kehidupan dan nilai kemanusiaan. Sesungguhnya cinta itu kekal; jadi harus diberikan kepada yang kekal pula. Ia tidak pantas diberikan kepada yang ditakdirkan fana’
SEBELUM KUPERGI BERLADANG
Sama seperti kemarin, aku berdo’a sebelum beranjak menuju ladang kopiku yang juga merupakan warisan orang tuaku. Di sela do’aku, Amad; begitu aku memanggil anakku; datang menghampiriku dengan membawa setoples emping dan secangkir kopi khas racikan keluarga. “Bah, ini kubuatkan kopi untuk abah...spesial dari anak abah tercinta”, ujarnya sambil menaruh secangkir kopi hangat di hadapanku.