Jumat, 19 Mei 2017

Catatan Student Exchange Ahwal Al Syakhshiyyah "Menjalin Persaudaraan di Negeri Jiran - day 4"

·      ISTIRAHATLAH LANGKAH

         Catatan hari ini diawali dengan perjalanan "ceha" menuju Masjid Negara, masjid raya yang menjadi salah satu pusat keagamaan warga muslim Malaysia khusunya warga Kuala Lumpur, selain itu masjid ini pun merupakan salah satu icon wisata bagi touris mancanegara maupun warga lokal. Di masjid ini "ceha" bersama teman-teman lainnya menunaikan sholat jumat berjamaah dan sejenak melepas penat serta lelah.
·       Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalan menuju lokasi wisata Batu Caves. Batu Caves merupakan destinasi wisata termasyhur di Malaysia bahkan tak berlebihan jika dikatakan bahwa hampir seluruh touris mendatangi lokasi wisata ini. mereka tiba di Batu Caves sekitar pukul 4 sore waktu setempat. Lokasi ini sebenarnya merupakan tempat peribadatan bagi umat Hindu, bahkan pada waktu tertentu para umat Hindu setempat mengadakan salah satu upacara besar keagamaannya di tempat ini, yaitu upacara Thaipusam.
·      Setelah puas bermain di Batu Caves, "ceha" bergegas menuju stasiun untuk segera kembali menuju penginapannya yang bertempat di KL Sentral, perjalanan yang ditempuh dari Batu Caves menuju KL Sentral menggunakan KTM memakan waktu sekitar satu jam.

·       Sesampainya di KL Sentral ia segera menuju tempat makan di sekitar penginapan. Setelah lapar dan dahaga dapat diredam, kini saatnya ia beristirahat demi melepas lelah dan letih yang telah seharian hinggap di badan mungilnya itu.


     Oleh : Muhammad Chandra

     Kuala Lumpur, 18 Mei 2017



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MASIHKAH KITA?
Sesore ini, Sedang hujan kian membasahi Di sela-sela bale bambu depan rumahku Kuselipkan sepilihan rindu Sambil terus bermunajat Pada semesta sore yang menjadi waktu paling romantis?
MENGUNGKAP YANG TERSEMBUNYI
Cinta, menurut Jalaluddin ar-Rumi, merupakan cahaya kehidupan dan nilai kemanusiaan. Sesungguhnya cinta itu kekal; jadi harus diberikan kepada yang kekal pula. Ia tidak pantas diberikan kepada yang ditakdirkan fana’
SEBELUM KUPERGI BERLADANG
Sama seperti kemarin, aku berdo’a sebelum beranjak menuju ladang kopiku yang juga merupakan warisan orang tuaku. Di sela do’aku, Amad; begitu aku memanggil anakku; datang menghampiriku dengan membawa setoples emping dan secangkir kopi khas racikan keluarga. “Bah, ini kubuatkan kopi untuk abah...spesial dari anak abah tercinta”, ujarnya sambil menaruh secangkir kopi hangat di hadapanku.