Jumat, 15 September 2017

CERITA SENJA

https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl
Namanya senja...
anak terakhir dari tiga saudara,
terik dan fajar surya
lahir dari rahim semesta
ber-ayahkan pukul lima

begitupun, senja senang bersenggama
melahirkan sosok gulita
buah jatuh tak jauh dari pohonnya
kelak, gulita kan bernasib sama

senja adalah pesona rasa
sosok setia dan pemberi asa
kadang ia merah merona
menawarkan cerita
menghadirkan cita,
kadang jua tak tampak oleh mata
mengajarkan arti tiada
agar tak mudah putus asa

Jogja kini bergandeng senja
istimewa, pun tiada tara...


Jogjakarta, 10 September 2017
Muhammad Chandra, peminum kopi, penjaga perpustakaan sukarela "Tangga Baca".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MASIHKAH KITA?
Sesore ini, Sedang hujan kian membasahi Di sela-sela bale bambu depan rumahku Kuselipkan sepilihan rindu Sambil terus bermunajat Pada semesta sore yang menjadi waktu paling romantis?
MENGUNGKAP YANG TERSEMBUNYI
Cinta, menurut Jalaluddin ar-Rumi, merupakan cahaya kehidupan dan nilai kemanusiaan. Sesungguhnya cinta itu kekal; jadi harus diberikan kepada yang kekal pula. Ia tidak pantas diberikan kepada yang ditakdirkan fana’
SEBELUM KUPERGI BERLADANG
Sama seperti kemarin, aku berdo’a sebelum beranjak menuju ladang kopiku yang juga merupakan warisan orang tuaku. Di sela do’aku, Amad; begitu aku memanggil anakku; datang menghampiriku dengan membawa setoples emping dan secangkir kopi khas racikan keluarga. “Bah, ini kubuatkan kopi untuk abah...spesial dari anak abah tercinta”, ujarnya sambil menaruh secangkir kopi hangat di hadapanku.