Senin, 08 Januari 2018

Liburan Terakhir

Mau LIBURAN kemana?

Picture from www.google.com
suatu pagi,
berkumpul lah sebuah keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anaknya yang balita.

lalu salah seorang tetangga menyapa mereka "mau liburan pak?". "anak saya yang minta" sahut sang bapak.

"kalau anak saya tidak pernah mau diajak liburan, nanti saja katanya."
"loh, kenapa memangnya?"

"sekarang dia mau siapin bekalnya dulu pak, dia mau liburannya itu yang lama dan ditempat yang berbeda" jawab si tetangga.

"mau liburan kemana memangnya?" bapak itu bertanya keheranan.

"anak saya minta saya dan keluarga buat liburan di surga, makanya sekarang kami diminta nyiapin bekalnya dulu sambil nyicil ngebangun tempat tinggal disana. kata anak saya, mendingan sekarang kita siapin bekal, kendaraan dan belajar memahami peta dunia sama navigasi akhirat supaya nanti gak nyasar ke neraka..."

"ia pak, liburan disini mah cuma sebentar, mending ikut saya ke surga" anak si tetangga dengan cepat menyambar ucapan ibunya dan hampir-hampir memberhentikan detak jantung bapak itu.

"ayo cepet...! "

si bapak makin heran

"yaudah kalo gk mau ikut, saya udah ditunggu sama om izra, dia mau ngajak saya liburan sekarang"

"kemana?" sang ibu mulai ikut keheranan.

"om izra gk bilang kemana, mudah2an bekal saya cukup buat ke surga"

saat itu juga sambil menyebut-nyebut nama Tuhannya, anak itu menyungkurkan tubuhnya dan meletakkan wajahnya tepat diatas tanah tempat ia berdiri.

ibunya yang sedari tadi berdiri didepannya diam-diam memecahkan bendungan air yang tertampung di matanya, "selamat jalan nak, semoga kau berlibur dengan senang dan tolong sampaikan salamku pada si tuan rumah pemilik surga".

si anak pergi berlibur tepat setelah penulis selesai menghabiskan nasi telornya.

Muhammad Chandra, peminum kopi, penjaga perpustakaan sukarela “Tangga Baca”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MASIHKAH KITA?
Sesore ini, Sedang hujan kian membasahi Di sela-sela bale bambu depan rumahku Kuselipkan sepilihan rindu Sambil terus bermunajat Pada semesta sore yang menjadi waktu paling romantis?
MENGUNGKAP YANG TERSEMBUNYI
Cinta, menurut Jalaluddin ar-Rumi, merupakan cahaya kehidupan dan nilai kemanusiaan. Sesungguhnya cinta itu kekal; jadi harus diberikan kepada yang kekal pula. Ia tidak pantas diberikan kepada yang ditakdirkan fana’
SEBELUM KUPERGI BERLADANG
Sama seperti kemarin, aku berdo’a sebelum beranjak menuju ladang kopiku yang juga merupakan warisan orang tuaku. Di sela do’aku, Amad; begitu aku memanggil anakku; datang menghampiriku dengan membawa setoples emping dan secangkir kopi khas racikan keluarga. “Bah, ini kubuatkan kopi untuk abah...spesial dari anak abah tercinta”, ujarnya sambil menaruh secangkir kopi hangat di hadapanku.